Sejarah Singkat Suku Bugis
Awal Masuknya Suku bugis di Sulawesi, Indonesia
Suku Bugis merupakan salah satu suku yang mendiami pulau Sulawesi, Indonesia. Menurut cerita, suku bugis berasal dari Deutero Melayu (Melayu Muda). Akibat gelombang migrasi pertama Asia (Yunan), suku ini bisa sampai ke Nusantara khususnya di pulau Sulawesi, dan hingga saat ini suku Bugis terus berkembang, malah menjadi salah satu suku dengan populasi terbanyak di Sulawesi.
Asal kata "Bugis" dan Artinya
Kata Bugis berasal dari kata bahasa Bugis itu sendiri, yaitu To Ugi yang artinya orang Bugis. Awal digunakannya kata itu tepatnya di kecamatan Pemmana, Wajo, Sulawesi Selatan (dulunya La Sattumpungi). Pada saat pengikut La Sattumpungi menamakan diri mereka, mereka merujuk pada raja La Sattumpungi, mereka menjuluki diri mereka sebagai To Ugi atau pengikut raja La Sattumpungi .
Keturunan La Sattumpungi
La Sattumpungi sendiri merupakan orang tua dari We Cudai dan saudara dari Batara Lattu (Ayah dari Saweri Gading).
Saweri Gading merupakan isteri dari We Cudai yang melahirkan beberapa anak, dan salah satunya itu adalah La Galigo, orang yang menulis kurang lebih 9000 halaman folio karya sastra bugis. namanya sangat terkenal di tanah Sulawesi, dan telah di abadikan namanya pada salah satu museum yang ada di Sulawesi.
Bahasa dan Aksara
Bahasa yang digunakan oleh suku Bugis yaitu bahasa Bugis, bahasa Bugis dikenal sebagai bahasa yang tutur katanya sopan serta santun. penuturannya juga sedap didengar, itulah salah satu ciri dari penuturan kata bangsa Indonesia.
Aksara Bugis disebut juga dengan abjad lontara, dimana lontara terdiri dari 23 huruf serta 5
tanda baca. Dikatakan lontara karena awalnya ditulis di daun lontar, aksara ini tidak hanya digunakan pada bahasa bugis, tetapi digunakan juga pada bahasa Makassar. tetapi bahasa Bugis dengan bahasa Makassar terdapat perbedaan.
Itulah yang dapat Penulis paparkan tentang Sejarah Singkat Suku Bugis, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan, terutama kepada teman-teman sesama bangsa bugis, jika ada kekeliruan dimohon untuk bisa meluruskan, terima kasih.
Suku Bugis merupakan salah satu suku yang mendiami pulau Sulawesi, Indonesia. Menurut cerita, suku bugis berasal dari Deutero Melayu (Melayu Muda). Akibat gelombang migrasi pertama Asia (Yunan), suku ini bisa sampai ke Nusantara khususnya di pulau Sulawesi, dan hingga saat ini suku Bugis terus berkembang, malah menjadi salah satu suku dengan populasi terbanyak di Sulawesi.
Asal kata "Bugis" dan Artinya
Kata Bugis berasal dari kata bahasa Bugis itu sendiri, yaitu To Ugi yang artinya orang Bugis. Awal digunakannya kata itu tepatnya di kecamatan Pemmana, Wajo, Sulawesi Selatan (dulunya La Sattumpungi). Pada saat pengikut La Sattumpungi menamakan diri mereka, mereka merujuk pada raja La Sattumpungi, mereka menjuluki diri mereka sebagai To Ugi atau pengikut raja La Sattumpungi .
Keturunan La Sattumpungi
La Sattumpungi sendiri merupakan orang tua dari We Cudai dan saudara dari Batara Lattu (Ayah dari Saweri Gading).
Saweri Gading merupakan isteri dari We Cudai yang melahirkan beberapa anak, dan salah satunya itu adalah La Galigo, orang yang menulis kurang lebih 9000 halaman folio karya sastra bugis. namanya sangat terkenal di tanah Sulawesi, dan telah di abadikan namanya pada salah satu museum yang ada di Sulawesi.
Bahasa dan Aksara
Bahasa yang digunakan oleh suku Bugis yaitu bahasa Bugis, bahasa Bugis dikenal sebagai bahasa yang tutur katanya sopan serta santun. penuturannya juga sedap didengar, itulah salah satu ciri dari penuturan kata bangsa Indonesia.
Aksara Bugis disebut juga dengan abjad lontara, dimana lontara terdiri dari 23 huruf serta 5
tanda baca. Dikatakan lontara karena awalnya ditulis di daun lontar, aksara ini tidak hanya digunakan pada bahasa bugis, tetapi digunakan juga pada bahasa Makassar. tetapi bahasa Bugis dengan bahasa Makassar terdapat perbedaan.
Itulah yang dapat Penulis paparkan tentang Sejarah Singkat Suku Bugis, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan, terutama kepada teman-teman sesama bangsa bugis, jika ada kekeliruan dimohon untuk bisa meluruskan, terima kasih.
Comments
Post a Comment